Sabtu, 30 Oktober 2010

AL MUHKAM DAN AL MUTASYABIHAT


          1. Tugas UTS
          2. LIMA KATA KUNCI DALAM
          3. AL MUHKAM DAN AL MUTASYABIHAT


  1. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Tengah Semester

  2. Mata Kuliah Ulumul Qur'an



A description...






          1. Oleh ;




    1. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI

    2. CIREBON













AL MUHKAM DAN AL MUTASYABIHAT




  1. AL MUHKAM


  • Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui dengan gamblang, baik melalui takwil ataupun tidak.
  • Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maknanya jelas.
  • Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang tidak memunculkan kemungkinan sisi arti lain (definisi menurut Ibnu Abbas).
  • Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maknanya dapat dipahami akal, seperti bilangan rakaat shalat, kekhususan bulan Ramadhanuntuk pelaksanaan puasa wajib (Menurut Al Mawardi).
  • Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang dapat berdiri sendiri (dalam pemaknaannya).
  • Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maksudnya segera dapat diketahui tanpa penakwilan.




  1. AL MUTASYABIHAT


  • Ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat yang maksudnya hanya dapat diketahui Allah, seperti saat kedatangan hari kiamat, keluarnya Dajjal, dan huruf-huruf muqaththa’ah.
  • Ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat yang maknanya tidak jelas.
  • Ayat-ayat mutasyabihat mempunyai kemungkinan sisi arti banyak (definisi ini dikemukakan Ibnu Abbas) .
  • Ayat-ayat Mutasyabihat adalah ayat yang maknanya tidak dapat dipahami dengan akal ( Menurut Al mawardi).
  • Ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat yang tidak dapat berdiri sendiri yakni bergantung kepada ayat-lain.
  • Ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat yang lafazh-lafazhnya berulang-ulang.






  1. FAWATIH AS SUWAR


Fawatih Al Suwar berarti pembukaan-pembukaan surat dan menurut As Suyuthi, tergolong kedalam ayat mutasyabih, biasanya dimulai dengan huruf-huruf muqaththa’ah (huruf-huruf yang terpisah). Fawatih As suwar dalam al qur’an dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Terdiri atas satu huruf, terdapat pada tiga tempat: surat Shad[38]; 1 yang diawali huruf shad; surat qaf yang diawali dengan huruf qaf; surat Al Qalam yang diawali dengan huruf nun.
  • Terdiri atas dua huruf, terdapat pada sepuluh tempat: surat Al Mukmin [40]: 1; surat Al fushilat[41] :1 ; surat Asy Syuro[42] 1; surat Az Zukhruf [43] 1; surat Ad Dukhan[44] 1; surat Al Jatsiyyah[45] 1; surat Al Ahqaf[46] 1; yang diawali dengan huruf ha mim; surat Thaha [20] 1; yang diawali huruf tha ha; surat An Naml [27] 1; yang duawali huruf tha sin; surat Yasiin [36] 1; yang diawali huruf yaa siin.
  • Terdiri atas tiga huruf, terdapat pada 13 tempatl: surat Al Baqarah [2] 1; surat Ali Imran [3] 1; surat Al Ankabut [29] 1; surat Ar Rum [30] 1; surat Lukman [31] 1; surat As Sajdah [32] 1; yang diawali huruf alif lam mim; surut Yunus[10] 1; surat Hud[11] 1; surat Yusuf [12] 1; surat Ibrahim[14] 1; surat Al hijr[15] 1; yang diawali huruf alim lam ra; surat Asy Syuara’ [26] 1; surat Al Qashshash [28] 1; yang diawali huruf tha sin mim.
  • Terdiri atas empat huruf, terdapat pada dua tempat: surat Al A’raf[7] 1; yang diawali huruf alim lam mim shad dan surat Ar Rad [13] 1 yang diawali huruf alim lam mim ra’.
  • Terdiri atas lima huruf, terdapat pada satu tempat: surat Maryam [19] 1 yang diawali huruf kaf ha ya ‘ain shad.


  1. SIKAP ULAMA


  • Madzhab Salaf, yaitu para ulama yang mempercayai ddan mengimani ayat-ayat mutasyabih dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Mereka menyucikan Allah dari pengertian-pengertian lahir yang mustahil bagi Allah dan mengimaninya sebagaimana yang diterangkan Al Qur’an. Diantara Ulama yang yang tergolonh dalam ulama salaf adalah Imam Malik. Madzhab inilah yang dipilih imam-imam dan para pemuka fiqih. Para imam dan para pemuka hadist mengajak para pengikutnya dalam mazhab ini.
  • Madzhab Khalaf, yaitu para ulama yang berpendapat perlunya menakwilkan ayat-ayat mutasyabih yang menyangkut sifat Allah sehingga melahirkan arti yang sesuai dengan keluhuran Allah. Umumnya mereka berasal dari ulama muta’akhirin. Awalnya Imam Al Harawain pada mulanya termasuk pada golonan ini, namun pada akhirnya beliau keluar. Dalam Ar Risalah An Nizhamiyyah ia menuturkan bahwa prinsip yang dipegang dalam beragama adalah mengikuti madzhab salaf karena mereka memperoleh derajat dengan cara tidak menyinggung ayat-ayat mutasyabih.


Ulama salaf mensucikan Allah dari pengertian-pengertian lahir ayat-ayat mutasyabih itu, mengimani hal-hal gaib seperti yang dituturkan dalam Al Qur’an , dan menyerahkan sepanuhnya pengertian ayat itu kepada Allah. Ulama khalaf memberikan penakwilan terhadap ayat mutasyabih. Istiwa’ ditakwilkan dengan “ keluhuran” yang abstak. Kedatangan Allah ditakwilkan dengan “ kedatangan perintah-Nya”. Allah berada di atas hamba-Nya menunjukkan “ kemahatinggian-Nya, bukan menunjukkan bahwa Dia menempati suatu tempat. Sisi Allah ditakwilkan dengan “hak Allah”. Wajah dan mata Allah ditakwilkan dengan “pengawasan-Nya”, tangan ditakwilkan dengan “kekuasaan-Nya”, diri ditakwilkan dengan siksa-Nya, demikianlah prinsip penakwilan ulama khalaf.


  1. HIKMAH


Hikmah ayat-ayat muhkam


  • Menjadi rahmat bagi manusia, khususnya orang yang berkemempuan bahasa arabnya lemah.
  • Memudahkan bagi manusia agar memudahkan untuk mengamalkan ajaran-ajarannya.
  • Memotifasi umat giat memahami, menghayati, dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.
  • Menghilangkan kesulitan dan kebingungan umat dalam mempelajari isi ajarannya


Hikmah ayat-ayat mutasyabihat


  • Memperlihatkan kelemahan akal manusia karena ketidakmampuan akalnya untuk mengungkapkan ayat-ayat mutasyabih tersebut.
  • Teguran bagi orang-orang yang mengotak-atik ayat mutasyabih.
  • Memperlihatkan kemukjizatan Al-Qur’an, ketinggian mutu sastra dan balaghahnya, agar manusia menyadari sepenuhnya, bahwa kitab itu bukanlah buatan manusia, melainkan wahyu ciptaan Allah SWT.
  • Mendorong kegiatan mempelajari disiplin ilmu pengetahuan yang bermacam-macam.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar